ART SUBS 2024, Pameran Senirupa Kontemporer Terbesar Pertama Surabaya Untuk Indonesia

Art Subs nerupakan ajang pameran besar senirupa kontemporer Indonesia yang melibatkan lebih dari 140 seniman Indonesia, diselenggarakan di Kota Surabaya dan tahun 2024 merupakan pameran pertama berkonsep gabungan antara Artist Fair, bienalle dan presentasi senirupa model Kunsthalle.

Karya-karya yang dipamerkan merupakan karya-karya terbaik seniman Indonesia antara lain Agus Suwage, Entang Wiharso, Eko Nugroho, Arin Dwihartanto dan lain lain dengan mengangkat tema “WAYS OF DREAMING”. yang dapat diartikan Bahwa ada banyak cara untuk bermimpi, mimpi yang menggerakkan dan mengubah.

Artsubs dikuratori oleh Nirwan Dewanto, dan Asmujo J. irianto sebagai Direktur Artistik, berlokasi di Posbloc Surabaya, yang merupakan lokasi ikonik di kota tersebut.

Pameran berlangsung dari 26 Oktober 2024 – 24 November 2024..

Diantara ratusan karya terbaik yang dihadirkan di Artsubs 2024, Berikut beberapa karya yang menjadi pilihan favorit Mode De Vie:

Jatiwangi Factory

Didirikan pada 2005, Jatiwangi art Factory (JaF) adalah komunitas yang merangkul praktik seni dan
budaya kontemporer sebagai bagian dari wacana kehidupan di pedesaan. JaF mencoba mengolah
tanah liat dengan lebih bermartabat, meningkatkan kebahagiaan kolektif melalui banyak program yang
melibatkan partisipasi masyarakat. Visi tentang “Kota Terracotta” (Kota Terakota) menjadi agenda
terkini yang diusung oleh JaF yang berupaya mendorong Jatiwangi beroleh identitas budaya baru di
masa depan, bukan melulu sebagai daerah penghasil genteng dan gerabah. Kota Terakota adalah titik
nol Jatiwangi dalam menuju peradaban tanah liat baru, sebuah kota yang didasarkan pada keinginan
masyarakat dan kesepakatan bersama

JaF telah turut serta dalam berbagai pameran beberapa tahun terakhir, antara lain, adalah Everything
Worthwhile Is Done With Other People di Van Abbemuseum, Eindhoven, Belanda, 2023; Documenta 15
di Hübner, Kassel, Jerman, 2022; Present Continuous / Sekarang dan Seterusnya di Museum MACAN,
Jakarta, 2021; Looking for Another Family di National Museum of Modern and Contemporary Art,
Seoul, Korea Selatan, 2020; Dhaka Art Summit: Seismic Movement di Shilpakala, Dhaka, Bangladesh,
2020; 5th Indonesia Contemporary Ceramics Biennale, Ceramic for the Real World di Jatiwangi, 2019;
dan sejumlah pameran bersama lainnya.


Jatiwangi Art Factory meraih Anugerah Kebudayaan Indonesia pada 2022 dan
IdeaFest Award pada 2021. (source: Katalog Artsubs 2024)

Relief JaF x Mulyono 2024 , Keramik, cat akrilik
3 x 2 m (per bidang 20 x 20 cm)

Mangku Muriati

Lukisan-lukisan Mangku Muriati berangkat dari gaya Kamasan, sebuah gaya lukisan tradisional Bali
yang berkembang sejak abad ke-16. Lukisan-lukisan tersebut mengangkat narasi visual wiracarita
Mahabharata, Ramayana, dan cerita tradisional Bali lainnya. Muriati meneruskan kemahiran melukis ini
dari sang ayah, Mangku Mura, dan menyesuaikan gaya Kamasan dengan isu-isu terkini di Bali. Ia juga
menamatkan pendidikan akademis seni rupa di Fakultas Seni Rupa Institut Seni Denpasar.
“Bagi saya, melukis bukan untuk hidup,” kata Muriati suatu kali, “tetapi untuk melestarikan
budaya leluhur.”

Sejak 2000 Muriati telah ikut berpameran di sejumlah gelaran seni rupa. Yang terbaru adalah Bali
Kandarupa di Museum Puri Lukisan, 2021, 2022, 2023; Omah-Omah-Waruna di Griya Perempuan Art
Event, ISI Denpasar, 2023; Pepunden di Biasa Gallery, Ubud, 2022; Esok di Jakarta Biennale, 2021;
dan Mega Rupa Bali di ARMA Museum, Ubud, 2019;
Karya-karya Mangku Muriati juga dikoleksi oleh Australian Museum di Sydney dan IBSEN Museum
& Teater di Oslo, Norwegia. (Source: Katalog Artsubs 2024)

Reincarnation #12023Warna natural di atas kanvas kamasan
95 x 143 cm

Cecil Mariani

Pada ARTSUBS 2024, Cecil Mariani menyertakan paduan karya berupa cetak gumoil dan lembar kerja
berbentuk film yang disajikan dalam kotak lampu (neon box). Ini adalah model reproduksi karya dalam
seni grafis. Lembar kerja berbentuk film, secara teknis menjadi awal, menuju suatu hasil karya seni
cetak, sebagaimana sketsa menjadi gagasan awal sebelum menjelma jadi lukisan. Meletakkan lembar
kerja berbentuk film pada kotak lampu (neon box) tidak saja memberi sajian citra lain, tetapi juga lekat
dengan citra yang negatif. Ia memberi tempat, agar jejak awal tidak hilang, terbuang. Justru dengan
begitu ia dapat berdiri sendiri, bahkan saling menguatkan dengan jejak akhirnya. Keduanya sejajar
sebagai karya, tetapi dengan lintasan gagasan dan keputusan rupa yang berbeda. (Source Katalog Artsubs 2024)

Dragons Praying To Be Dove: A Spliting Self-Portrait as The Great Grandmother 2024

Teknik gumoil di atas kertas katun120 x 80 cm

Davy Linggar

Davy berkarya melalui fotografi dan lukisan. Ia dikenal sebagai seniman yang tekun menyelidiki
segala sesuatu yang membangun citra dan kaitannya dengan persepsi, memori, bentuk, perasaan,
dan pengalaman manusia. Sensibilitasnya sebagai seniman ia terjemahkan ke dalam
kemungkin-kemungkinan yang berbeda, apakah itu melalui citra yang bergerak, fotografi, lukisan,
atau gambar. Untuk menghasilkan estetika yang berbeda, Davy mengakomodasi arsitektur, budaya
populer, fesyen, dan alam.

Karya Davy juga pernah meraih penghargaan. Di antaranya adalah Indonesian Photography Award
dari pemerintah Republik Indonesia pada 2014. (Source: Katalog Artsubs 2024)

Radiant 2022, Video saluran tunggal 8 detik, berulang 20 x 20 cm, Fotografi dan Cetak Grafis

Suasana pengunjung di hari pembukaan Artsubs2024


Wine Amanda

Don’t tell anyone, but I’m a ninja.

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.